Powered By Blogger

Sabtu, 04 Juni 2011

PERILAKU SOSIAL

Barangkali lebah madu dapat dijadikan perumpamaan bagi perilaku manusia (maksudnya disini adalah sikap/perilaku seseorang terhadap lingkungan pergaulan di dalam masyarakat/Perilaku Sosial). jenis serangga dengan nama ilmiah “Apis melifera” ini memiliki banyak kelebihan di antaranya : lebah makan dari makanan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih (madu) dan tidak merusak atau mematahkan yang dihinggapi.

Makan,

Semua kebutuhan hidupnya didapat dari hasil usaha/jerih payahnya sendiri, dikelola dengan baik dan dipergunakan dengan baik pula dan berupaya mendapatkan nilai tambah. Sebagaimana lebah mengumpulkan serbuk sari, cairan dan air dari bunga yang bermacam-macam jenisnya kemudian kembali ke sarang dan memprosesnya menjadi madu yang juga dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai obat dari berbagai penyakit.

Memberi,

Apapun yang diberikan kepada orang lain adalah pemberian yang baik. Jika ia memberi informasi kepada orang lain, maka informasi itu bermanfaat (tidak menyesatkan). Jika memberi dalam bentuk materi, maka materi tersebut tidak merugikan, apalagi mencelakakan. Jika menolong, maka pertolongan yang diberikan adalah pertolongan yang tulus, tidak ada udang dibalik batu. Kehidupannya selalu bermanfaat bagi orang lain. Demikian juga madu yang dihasilkan oleh lebah, manusia mulai dari nenek moyang kita telah membuktikan manfaat madu untuk menyembuhkan bergai penyakit, dan lebah tidak menuntut apa-apa terhadap madu yang diambil oleh manusia.

Tidak mematahkan/merusak yang dihinggapi,

Dimanapun berada, dia selalu dapat diterima lingkungannya, kehadirannya sama sekali tidak merusak tatanan yang berlaku, justru memberi manfaat bagi lingkungannya. Mampu menempatkan diri, menyadari kemampuan dirinya dan menerima peran yang harus dilakukan dalam komunitas. Lebah, dalam satu koloni terdiri dari 20000 sampai 60000 ribu lebah pekerja dan satu lebah ratu, jika mereka hinggap tidak mematahkan atau merusak kayu yang dihinggapinya, meskipun kayu dalam kondisi rapuh sekalipun, hinggap di bunga-bunga yang ada dan tidak merusaknya, bahkan membantu proses pembuahan pada tumbuhan dengan memindahkan serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik.

PERILAKU A SOSIAL

Pengertian perilaku asosial di sini adalah tidak memiliki kepedulian terhadap kepentingan atau kebutuhan lingkungannya. Kemampuan yang dimiliki, usaha yang dilakukan, kekayaan yang didapat hanya untuk kepentingannya sendiri, praktis seluruh hidupnya hanya untuk kepentingan sendiri. Tidak peduli terhadap orang-orang lemah, tidak berdaya yang membutuhkan pertolongan. Perilaku asosial memiliki kecenderungan jika mau menolong atau membantu, maka akan memastikan apakah akan mendapatkan imbalan yang setimpal bahkan lebih, jika tidak, tentu tidak akan dilakukannya. Yang ada dalam pikirannya selalu mengenai untung dan rugi, kalau untung akan dilakukan, jika rugi akan dihindari. Jika dipakai alat ukur salah dan benar, maka perilaku seperti ini tidak salah, tetapi tidak benar juga. Tidak salah karena apa yang dimiliki, usaha yang dilakukan, kekayaan yang didapat cenderung tidak merugikan orang lain (istilah : “tidak urus, yang penting aku tidak merugikan orang lain”). Tidak benar, oleh karena posisi berada di lingkungan komunitas atau masyarakat yang cenderung tidak semua dalam kondisi beruntung, sehingga tidak butuh bantuan atau pertolongan pihak lain. Tetapi realita yang terjadi adalah ada sebagian dari anggota komunitas atau masyarakat butuh bantuan atau pertolongan orang lain.

Sebagai contoh misalnya : ada keluarga miskin yang di dalam rumah itu ada ibu yang mau melahirkan, oleh karena situasi dan kondisi tidak mungkin untuk segera sampai ke rumah bersalin, maka yang harus dilakukan dari keluarga ini adalah minta bantuan orang lain yang memiliki kendaraan. Di lingkungan itu yang memiliki mobil di rumah adalah si asosial, maka apa yang dikatakan ketika salah satu anggota keluarga ini datang untuk pinjam mobil, apa yang dikatakan oleh si asosial, kurang lebih akan seperti ini “salah sendiri, kena apa kalau sudah tahu akan melahirkan tidak segera datang ke rumah bersalin, malah santai di rumah”, tidak bisa tidak boleh, aku sibuk, cari pinjaman ke tetangga lain saja.

Contoh lain misalnya : Di lingkungan asosial, beberapa warga sepakat melaksanakan gotong royong memperbaiki rumah tidak layak dihuni milik janda tua dan sudah tidak memiliki sanak famili. Ketika waktu yang ditentukan telah tiba, maka si asosial akan pergi dengan berbagai alasan tanpa rasa malu, tidak mau menengok walau hanya untuk memberi sedikit makanan kecil.

PERILAKU ANTI SOSIAL

Pengertian Anti Sosial yang dimaksudkan disini adalah sikap/perilaku menyimpang dari pranata atau norma yang berlaku dalam masyarakat dan cenderung merugikan orang lain. Hidupnya tidak nyaman jika tidak mengganggu orang/pihak lain, perilaku seperti ini akan merasa puas jika sudah dapat memastikan orang/pihak lain terganggu, tersakiti.

Barang kali dapat dipakai sebagai contoh adalah ketika Gunung Merapi meletus beberapa waktu lalu, ketika warga sekitar Gunung Merapi berupaya menyelamatkan diri dan keluarganya pergi ke tempat yang aman/mengungsi dan tidak sempat membawa harta benda. Ada sekelompok orang yang memanfaatkan situasi tersebut dengan dalih ikut membantu warga yang terkena musibah, sekelompok orang ini mengangkut hewan ternak milik warga yang mengungsi dengan memakai kendaraan truck. Sukurlah gerak gerik sekelompok orang ini diketahui warga dan pihak keamanan, kemudian ditangkap.

Contoh lain untuk menggambarkan perilaku Anti Sosial seperti berikut ini : Desa A adalah termasuk kategori desa tandus, yang disebabkan oleh tidak adanya sumber air. Sedangkan Desa B adalah termasuk kategori desa yang subur, oleh karena di Desa B terdapat sumber air yang melimpah. Salah satu warga di Desa A mengutarakan inisiatif kepada Kepala Desa yang isinya “bagaimana kalau membuat saluran air dengan memakai pipa, sedangkan airnya diambilkan dari sumber mata air yang berada di Desa B”, Kepala Desa setuju. Kemudia Kepala Desa mengumpulkan seluruh Ketua Rukun Tetangga, Rukun Warga termasuk tokoh masyarakat, guna membahas inisiatif salah satu warganya tersebut. Dalam pembahasan disepakati mengenai rencana kerja termasuk pembagian tugas masing masing warga dan biaya yang harus ditanggung bersama oleh seluruh warga Desa A. Utusan yang dikirim ke Desa B pulang dan membawa khabar bahwa Warga Desa B tidak keberatan jika Warga Desa A mau mengambil air dari mata air yang berada di Desa B. Setelah hari pelaksanaan pekerjaan tiba mulailah Warga Desa A gotong royong mengangkut pipa pipa yang sudah dipersiapkan sebelumnya ke sumber mata air. Oleh karena dalam pengerjaan pasang pipa tersebut tidak cukup dikerjakan dalam satu atau dua hari, maka ketika senja mulai tiba warga Desa A pulang, begitu setiap hari, dan membiarkan pipa pipa tersebut begitu saja tanpa ada yang mengawasi. Rupanya di Desa B ada sebagian warga yang tidak setuju dengan kegiatan ini, maka sekelompok orang ini berencana menggagalkan pemasangan pipa yang sedang dikerjakan oleh warga Desa A. Mulailah mereka melancarkan aksinya, ketika malam tiba sekelompok orang ini mulai bergerak mencuri pipa yang ditinggal istirahat oleh Warga A. Pagi mulai tiba dan warga Desa A beranjak berdatangan ke lokasi pemasangan pipa, mereka terperangah dan bingung ketika mendapati pipa pipa sudah tidak ada di tempatnya. Sedangkan dari kejauhan, sekelompok warga Desa B yang telah mencuri pipa pipa tersebut tertawa puas.

Nyamuk menghisap darah manusia hanya sekedar mengambil protein yang terkandung dalam darah untuk membantu telor berkembang guna kelangsungan spesiesnya. Sedangkan manusia mengsisap darah sesamanya tanpa belas kasihan, bahkan ada yang sampai kehabisan darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar