Powered By Blogger

Sabtu, 18 Juni 2011

Obat-obatan Alami yang Disyari’atkan

Berikut ini obat-obatan alami yang ditunjukkan oleh al Qur’an dan as Sunnah seperti madu, habbatus sauda (jintan hitam), air zam-zam dan minyak zaitun yang insya Allah dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan izin Allah Ta’ala:

Pertama, madu.

Allah Ta’ala berfirman, “Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan” (QS. An Nahl : 69)

Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda, “Kesembuhan itu ada pada tiga hal, yaitu dalam pisau pembekam, meminumkan madu, pengobatan dengan besi panas (kayy). Dan aku melarang ummatku melakukan pengobatan dengan besi panas” (HR. al Bukhari no. 5681)

Dalam sebuah riwayat lain disebutkan,

“Alaykum bisy syifaa-ayna al ‘asali wal qur-aani” yang artinya “Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, madu dan al Qur’an” (HR. Ibnu Majah dan al Hakim dalam Shahih-nya, beliau berkata, “Hadits ini shahih sesuai dengan sistem periwayatan al Bukhari dan Muslim”, dan disetujui oleh adz Dzahabi. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallaHu ‘anHu secara marfu’)

Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah mengatakan, “Madu memiliki banyak khasiat. Madu dapat membersihkan kotoran yang terdapat pada usus, pembuluh darah, dapat menetralisir kelembaban tubuh, baik dengan cara dikonsumsi atau dioleskan, sangat bermanfaat untuk lanjut usia dan mereka memiliki keluhan pada dahak atau yang metabolismenya cenderung lembab dan dingin” (Metode Pengobatan Nabi ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam, hal. 42-43)

Kedua, habbatus sauda (jinten hitam).

Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di dalam habbatus sauda’ (jinten hitam) terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit kecuali kematian” (HR. al Bukhari no. 5688 dan Muslim no. 2215, ini lafazhnya Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallaHu ‘anHu)

Jinten hitam atau al Habbah as Sauda ini dikenal juga sebagai Syuwainiz dalam bahasa Persia, disebut juga Kammun hitam atau Kammun India, disebut juga dengan biji al Barakah. Dari biji ini bisa dibuat minyak yang berkhasiat mengobati batuk, membantu pencernaan, menghilangkan masuk angin dan sejenisnya. Namun saat ini, biasanya jinten hitam ini dikonsumsi dalam bentuk pil.

Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah berkata, “Jinten hitam memiliki banyak sekali khasiat. Arti sabda Nabi, ‘obat dari segala jenis penyakit’, seperti firman Allah, ‘Menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabb-nya’, yakni segala sesuatu yang bisa hancur. Banyak lagi ungkapan-ungkapan sejenis. Jinten hitam memang berkkhasiat mengobati segala jenis penyakit dingin, bisa juga membantu kesembuhan berbagai penyakit panas karena faktor temporal” (Metode Pengobatan Nabi ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam, hal. 365)

Ketiga, air zam-zam

Dari Abu Dzar radhiyallaHu ‘anHu, Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda, “Air zam-zam itu penuh berkah. Ia makanan yang mengeyangkan (dan obat bagi penyakit)” (HR. Muslim IV/1922, yang terdapat di dalam kurung adalah menurut riwayat al Bazzar, al Baihaqi dan ath Thabari dan sanadnya shahih, lihat Majma’uz Zawaa-id III/286)

Imam Ibnu Qayyim rahimahullah menceritakan pengalamannya berkaitan dengan cara menyembuhkan penyakitnya dengan air zam-zam yang dikombinasikan dengan metode ruqyah dari al Qur’an ini,

“Pada suatu ketika aku pernah jatuh sakit, tetapi aku tidak menemukan seorang dokter atau obat penyembuh. Lalu aku berusaha mengobati dan menyembuhkan diriku dengan surat al Fatihah, maka aku melihat pengaruh yang sangat menakjubkan. Aku ambil segelas air zamzam dan membacakan padanya surat al Faatihah berkali-kali, lalu aku meminumnya hingga aku mendapatkan kesembuhan. Selanjutnya aku bersandar dengan cara tersebut dalam mengobati berbagai penyakit dan aku merasakan manfaat yang sangat besar. Kemudian aku beritahu kepada orang banyak yang mengeluhkan suatu penyakit dan banyak dari mereka yang sembuh dengan cepat” (Zaadul Ma’aad IV/178 dan al Jawaabul Kaafi hal. 23)

Keempat, minyak zaitun.

Allah Ta’ala berfirman,

“ … yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah Timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah Barat” (QS. An Nur : 35)

Dari Abu Hurairah radhiyallaHu ‘anHu, Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda, “Makanlah oleh kalian minyak (zaitun) dan poleskan dengannya, karena sesungguhnya minyak (zaitun) itu dari pohon yang diberkahi” (HR. Ahmad III/497, at Tirmidzi no. 1851 dan Ibnu Majah no. 3319, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahiih at Tirmidzi II/166)

Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah mengatakan, “Minyak yang dihasilkan dari buah zaitun yang sudah masak adalah yang terbaik dan paling stabil.” (Metode Pengobatan Nabi ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam, hal. 387)

Beliau (Ibnu Qayyim al Jauziyah) juga menjelaskan (pada halaman yang sama) bahwa minyak zaitun berkhasiat mengatasi racun, melapangkan perut, dan memperkuat gusi. Daunnya berkhasiat menghadapi demam, kesemutan, koreng, mencegah keringat berlebih dan banyak lagi khasiat lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar