Bagi anda pengguna berat komputer perlu waspada, karena duduk berjam-jam
di depan komputer bisa meningkatkan risiko penggumpakan darah. Fenomena ini serupa
dengan risiko yang memunculkan sindroma kelas ekonomi yang dialami penumpang jarak
jauh. Begitu diagnosis tim dokter asal Selandia Baru atas pria yang duduk setiap hari di depan
komputer selama 12 jam sering tanpa diselingi dengan berdiri.
Pria tersebut sebenarnya tidak mempunyai faktor risiko mengalami penggumpalan darah yang
dikenal sebagai venous thromboembolism. Gumpalan darah yang terbentuk di bagian tubuh
yang tidak bergerak, berjalan ke paru-paru. Dr. Richard Beasley dari Medical Research
Institute of New Zealand dan koleganya menyebut gangguan tersebut dinamakan sebagai
'eThombosis'.
Mengingat makin tingginya pengguna komputer untuk kerja, rekreasi dan komunikasi
personal, ancaman terjadinya eThombosis sangat masuk akal, lapor mereka dalam Jurnal
Respiratory Eropa. Pasien pria tadi sebelumnya mengalami pembengkakan di betis yang
dirasakan sangat sakit. Bengkak itu hilang dalam waktu sepuluh hari, tapi empat minggu
kemudian ia mengalami kesulitan bernafas yang berkembang parah. Puncaknya ia hilang
kesadaran dan terpaksa dibawa ke rumah sakit. Ia baru siuman setelah diberi obat pengencer
darah.
Untuk mencegah terjadinya eThomobis, sebaiknya para pengguna komputer jangan lupa
untuk beristirahat sambil menggerak-gerakan kaki saat berada di depan monitor anda.
Perangkat lain dari komputer yang bisa menyebabkan penyakit adalah mouse. Menurut
sebuah penelitian dari dua tim peneliti aal Denmark, mereka menyimpulkan bahwa terlalu
banyak mengklik mouse bisa menyebabkan rasa sakit pada tangan dan leher.
Studi pertama yang dilakukan oleh Dr. Chris Jensen dan rekannya dari The National Institute
Occupational Health Copenghagen, menemukan bahwa menggunakan komputer selama 3-4
jam dengan lebih dari 100 klik akan mengalami risiko paling tinggi atas sejumlah masalah di
tangan atau pergelangan tangan. Bahkan, mereka yang menggunakan mouse hampir
setengah hari akan mengalami risiko yang sama.
Studi itu melibatkan sedikitnya 3500 pekerja di 11 perusahaan di Denmark. "Masalah tidak
hanya terletak di mouse tapi lebih pada pengulangan klik pada tombol," jelas Dr. Chris
Jensen. Studi kedu ayang dilakukan oleh The Odense University Hospital andGlostrup serta
Herning Hospital menemukan kenyataan bahwa mereka yang menggunakan mouse selama 30
jam dalam sepekan akan mengalami risiko rasa sakit di leher delapan kali lebih tinggi.
Penelitian yang melibatkan sekitar 7000 asisten teknis dan teknisi mesin hampir selama
setahun menyimpulkan, bahwa pekerja seperti disainer yang selalu menggunakan mouse di
sepanjang waktu mereka banyak mengeluhkan sakit di tangan dan leher. Sayang, pada riset
itu tidak ikut diteliti jenis mouse dalam hubungannya dengan rasa sakit. Padahal, penelitian
itu ditujukan guna merangsang pengembangan mouse yang lebih sehat dan aman bagi
pengguna. Para ahli menilai, risiko sakit bisa muncul setiap saat dan mouselah salah satu
pemicunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar