Powered By Blogger

Rabu, 08 Juni 2011

Olahraga Sangat Baik untuk Pembentukan Tulang

Banyak orang awan lebih suka minum susu ketimbang olahraga untuk
memperkuat tulang. Padahal faktanya olahraga jauh lebih baik dalam membentuk tulang
sehat dan kuat, sehingga terhindar dari penyakit keropos tulang.
Mungkin karena terbius oleh iklan-iklan susu yang menjanjikan tulang kuat membuat orang
lebih suka mengkonsumsi susu daripada olahraga. Susu, dikatakan sumber terbaik penghasil
kalsium yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tulang. Namun, menurut penelitian baru,
olahraga ternyata bekerja jauh lebih baik dibanding kalsium dalam hal pembentukan tulang
yang sehat dan kuat. Karena itu, aktifitas fisik lebih utama ketimbang minum susu guna
menghindari berbagai penyakit tulang, termasuk osteoporosis.
Penemuan ini dikemukakan oleh Tom Lloyd. PhD, seorang epidemiologist di Penn State
University College of Medicine dalam sebuah laporannya yang dimuat dalam Journal of
Pediatrics terbaru. Walaupun konsumsi kalsium sering dianggap sebagai faktor paling penting
bagi kesehatan tulang, penelitian ini mengemukakan bahwa olahraga adalah gaya hidup yang
sangat dominan dalam menentukan kekuatan tulang pada remaja. Penelitian menunjukan,
tulang mengalami perkembangan antara umur 13 dan 15 dan mulai menurun akibat faktor
usia dan osteoporosis dalam empat dekade terakhir. Karena itu, penting bagi seorang remaja
mengoptimalkan proses pembentukan tulang selama dewasa sebagai bagian perlindungan
terhadap osteoporosis.
Penelitian ini dilakukan pada 80 remaja putri yang berumur 12 tahun. Selama 10 tahun,
kekuatan tulang mereka dilacak setiap tahun melalui scan dual energy X-ray absorptiometry
(DEXA) pada tulang paha. Hasilnya ditemukan konsumsi kalsium tidak memiliki efek signifikan
pada kekuatan tulang sedangkan olahraga memiliki perubahan besar yaitu meningkatkan
densitas mineral tulang paha sekitar 3-5 %. Dalam penelitian lain, ditemukan bahwa wanita
lebih rentan terhadap penyakit keropos tulang atau osteoporosis ketimbang kaum pria.Satu
dari tiga perempuan dan satu dari lima pria memiliki kecenderungan menderita osteoporosis.
Penyakit ini ditandai dengan berkurangnya massa dan mineral tulang, sehingga menyebabkan
kondisi tulang menjadi rapuh, keropos dan mudah patah. Penyebabnya, selain kurang
aktivitas fisik atu olahraga, juga penderita terbiasa mengkonsumsi alkohol dan merokok. Serta
asupan kalsium yang rendah. Kebutuhan tubuh akan kalsium setiap hari menurut standar
internasional antara 1000-1200mg mg kalsium. Tidak heran, bila Tom Lloyd mengingatkan
untuk terus menerus meningkatkan kegiatan fisik supaya kepadatan tulang meningkat.
Kurangnya aktivitas fisik sejak anak-anak hingga dewasa menyebabkan kepadatan tulang

yang rendah hingga kerapuhan tulang meningkat. Kejadian ini dapat dicegah dengan
melakukan latihan fisik yang baik, benar, teratur dan terukur, serta diet seimbang. Jika sudah
terkena osteoporosis, maka latihan fisik yang baik, benar, teratur dan terukur berperan untuk
rehabilitasi dan pencegahan fraktur.
Menurut Tom, pertambahan massa tulang terutama terjadi pada anak-anak sampai usia 30
tahun. Tulang punggung mencapai puncak massa tulangnya pada usia 20 tahun. Sedangkan
tulang panjang (tungkai) lebih lambat. Bila seseorang tidak aktif bergerak, maka kepadatan
tulang akan berkurang, sebaliknya bila tetap aktif, maka kepadatan tulang akan bertambah
sampai usia tertentu, serta dapat dipertahankan selama mungkin.
Anak-anak yang melakukan aktivitas fisik selama 40 menit sehari, mempunyai kepadatan
tulang yang lebih banyak dibandingkan anak-anak yang kurang aktif. Penelitian lain
menunjukkan bahwa kelompok wanita usia reproduktif 20-35 tahun yang sebelumnya tidak
berlatih fisik rutin, dapat meningkatkan kepadatan tulang setelah melakukan senam aerobik
rutin selama 3 bulan.
Bahkan hasil penelitian di China menyimpulkan bahwa dengan mengikuti pelatihan fisik tai chi
selama enam bulan, dapat menurunkan risiko jatuh sebanyak 70% pada kelompok usia 70
tahun ke atas. Saat ini perempuan berusia 50 tahun mempunyai risiko 40% menderita patah
tulang karena osteoporosis di kemudian hari. Karena itu, deteksi dini dan tindakan
pencegahan dini penting untuk mencegah terjadinya patah tulang akibat kerapuhan tulang.
Sedangkan penelitian pada perempuan menopause memperlihatkan latihan fisik dapat
meningkatkan kepadatan tulang serta mengurangi risiko jatuh karena latihan fisik akan
meningkatkan kekuatan otot serta keseimbangan tubuh. Tapi, latihan fisik untuk penderita
osteoporosis berbeda dengan mereka yang sehat. Tidak boleh ada benturan yang keras pada
latihan bagi penderita. Juga ada beberapa gerakan yang tak boleh dilakukan. Latihan yang
dianjurkan adalah semua aktivitas fisik yang dilakukan dalam posisi tegak, sehingga kerangka
tubuh menunjang berat badan terhadap gaya grativasi bumi, misalnya jalan kaki, jogging, lari
dan senam aerobik, yang dimulai dengan intensitas ringan sesuai kemampuan.
Selain itu juga ditambah latihan dengan beban yang dapat menambah kekuatan otot, maupun
densitas tulang lokal pada lokasi yang digerakkan. Dosis latihan fisiknya harus tepat dan
individual karena bila terlalu ringan kurang bermanfaat. Jika bila terlalu berat dapat
menimbulkan cedera sampai patah tulang. Osteoporosis dapat diobati, tapi keadaan tulangnya
tidak bisa dikembalikan ke keadaan semula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar