Powered By Blogger

Rabu, 08 Juni 2011

Darah Tinggi Dapat Menyerang Siapa Saja

Banyak orang mengira, penyakit darah tinggi hanya menyerang orang kaya
yang suka makan enak di restoran mahal. Padahal, orang awam pun mempunyai peluang
yang sama untuk dijangkiti penyakit tanpa keluhan tersebut.
Sayur hambar tanpa garam, begitulah keluhan para pasien darah tinggi atau hipertensi saat
menjalani diet rendah garam. Banyak yang taat menjalani diet tersebut. Tapi, tak sedikit yang
berhenti di tengah jalan dan kembali ke budaya lama. Budaya doyan asin memang dipercaya
sebagai salah satu penyebab penyakit darah tinggi. Masalah ini tak hanya merepotkan
Indonesia. Di Amerika Serikat, satu dari sebelas orang yang datang ke dokter kedapatan
menderita hipertensi. Ia telah menjadi penyakit universal yang menyerang tanpa pandang
harta, pangkat, maupun jabatan.
Tubuh manusia sebenarnya hanya butuh kurang dari 5 g garam dapur per hari. Namun, menu
orang kota rata-rata berisi lebih dari 15 g garam. Kelebihan garam pada orang yang tubuhnya
peka garam akan memaksa jantung memompa darah lebih deras dari biasanya. Jika
tensimeter menunjuk batas 140/90, biasanya dokter langsung memvonis orang menderita
hipertensi (bukan asal di atas 120/80, seperti dikira banyak orang). Tekanan darah antara
120/80 sampai 140/90 digolongkan sebagai "normal atas", maksudnya belum perlu
berkonsultasi dengan dokter untuk diberi obat. Namun, tetap harus menjaga diri dari
makanan yang mengandung garam berlebihan.
Tekanan darah sendiri berfluktuasi sesuai irama mesin tubuh. Makanan dan hormon tubuh
menentukan naik turunnya tekanan darah dari waktu ke waktu. Sehabis menyantap sate
kambing, minum teh poci, saraf simpati tubuh bisa memicu naiknya tekanan darah, meski
hanya sesaat. Memang, sangat sedikit sekali orang yang mengalami darah tinggi sadar bahwa
dirinya sedang menderita darah tinggi. Tak heran, jika banyak penderita yang mengabaikan
penyakitnya. Karena umumnya penderita darah tinggi tidak ada keluhan. Walaupun tensinya
sudah mencapai 170/100, dia tetap tidak ada keluhan. Setelah itu, tiba-tiba saja dia stroke
atau terkena serangan jantung, dan semua orang baru bingung.
Tak heran pula, bila darah tinggi ini akan bisa menjadi "pembunuh" nomor satu pada tahun
2020 nanti jika kita tidak menyadari akan bahayanya. Di banyak negara, persoalan
kardiovaskuler telah menjadi persoalan yang sangat serius. Darah tinggi berkait erat dengan
problem gaya hidup dan kebiasaan hidup. Hipertensi, kebiasaan merokok, jarang melakukan
olahraga, obesitas (kegemukan), dan kolesterol tinggi adalah penyebab penyakit
kardiovaskuler.

Penyebab darah tinggi lainnya bisa dikarenakan faktor keturunan. Sehingga, suka asin atau
tidak, jika seseorang punya bakat hipertensi, niscaya terserang juga. Tak heran, bila sebagian
besar penderita hipertensi turunan ini harus rajin minum obat seumur hidup. Hipertensi juga
dapat menjadi petanda ketidakberesan organ tubuh (ginjal, anak ginjal, atau kelenjar
gondok). Begitu organ yang sakit diobati, darah tingginya sembuh sendiri. Di samping itu,
para dokter juga setuju menggolongkan hipertensi sebagai penyakit kultur. Pada komunitas
suku Indian dan orang kutub yang tak tersentuh McDonaldization, misalnya, tekanan darah
tingginya normal. Tidak ada pasien darah tinggi sekalipun. Tapi, persoalannya jadi lain jika
mereka pindah ke kota. Pizza, ayam goreng dan berbagai jenis makanan siap saji bisa
membuat tekanan darah mereka meningkat.
Yang perlu diketahui adalah, keputusan seseorang menderita penyakit darah tinggi atau tidak,
bukan berdasar pada fakta sekali ukur di tensimeter. Sedikitnya, perlu dilakukan tiga kali
pengukuran untuk memastikan tekanan darahnya benar-benar akurat. Pasalnya, banyak hal
yang bisa membuat tekanan darah meningkat. Di samping itu, adalah tindakan bijaksana
untuk tidak segera meminum obat penurun tekanan darah kendati tekanan darah sedang
naik. Sebaiknya, tunda minum obat walau dokter sudah memberikan resepnya.
Sebab, tekanan darah tinggi palsu atau tidak akurat yang langsung diminumi obat justru
malah mengundang bahaya. Orang normal yang diberi obat darah tinggi, bisa langsung lemas
kondisi tubuhnya. Dampak meminum obat darah tinggi kelewat dini bisa lebih buruk daripada
membiarkannya beberapa hari dulu. Ingat, stroke dan penyakit jantung koroner bukan cuma
datang saat tekanan darah tinggi, tapi juga ketika tekanan darah terlalu rendah. Jangan lupa,
obat antihipertensi juga menyimpan sejumlah efek sampingan. Salah satunya membuat suami
impoten atau istri kehilangan gairah seksual. Makin kuat khasiat obat antihipertensi, makin
besar dampak yang dihasilkannya.
Perkembangan obat-obat darah tinggi mengalami perkembangan pesat, sehingga dokter kini
harus efektif memilih obat. Memilih obat yang tepat dan efektif, sebenarnya tidak sulit karena
prinsip dasar pengobatan darah tinggi itu nonfarmakologi. Artinya, sebisa mungkin pasien
disembuhkan tanpa menggunakan obat. Upayakan agar bisa menurunkan tekanan darah
tanpa obat, ini prinsip pertama dalam kesehatan masyarakat. Artinya, harus dilakukan usaha-
usaha seperti diet yang baik, garam dikurangi, kolesterol dan lemak dikurangi.
Kemudian dengan melakukan olahraga itu akan bagus karena olahraga memperbaiki endotel,
dinding paling dalam dari pembuluh darah. Olahraga sebagai salah satu langkah

nonfarmakologi di dalam penanganan pasien-pasien darah tinggi itu ternyata efeknya positif.
Jika tekanan darah masih tinggi baru dipikirkan obat-obat yang telah beredar. Obat-obatan ini
banyak pilihannya. Tentu saja pemilihan obatnya harus disesuaikan dengan karakter si
penderita. Misalnya, bagaimana jika dia mempunyai kolesterol bagaimana atau diabetes.
Di satu sisi, dokter pun harus bisa memilihkan obat yang tepat untuk pasiennya. Kalau
seorang dokter memilihkan obat yang mahal dan ternyata tidak terjangkau oleh pasiennya,
maka itu tidak ada artinya bagi si pasien, apalagi pengobatan darah tinggi itu seumur hidup.
Mesti ada skala pilihan. Tetapi, yang terpenting adalah dokter harus punya tanggung jawab
dan kompetensi untuk memberikan yang terbaik pada pasiennya. Tekanan darah melonjak
satu-dua hari adalah lumrah buat orang modern. Setelah tidur sejenak, tekanan darah
biasanya turun lagi. Tubuh punya mekanisme sendiri untuk mengembalikan tekanan darah
yang berfluktuasi melebihi normal. Namun, kalau masih ingin melihat lebih detil lagi,
dianjurkan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk melihat kadar gula darah, fungsi
ginjal, profil lemak, serta tes jantung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar